3.4.3. Stasiun Pemurnian
A. Alur Stasiun Pemurnian
B. Pengertian
Stasiun pemurnian adalah stasiun yang bertujuan untuk memisahkan bukan gula sebanyak mungkin dari dalam nira dengan kehilangan gula sedikit mungkin dan biaya seminimal mungkin dengan kwalitas gula yang dihasilkan bermutu baik memenuhi tuntutan pasar.
C. Cara Kerja
1. Nira tertimbang dari Boulogne masuk ke tangki nira tertimbang,
2. Dari tangki nira tertimbang dipompa menuju juice heater 1, 2, 3 (pemanas I) dengan suhu 70o – 75oC,
3. Dari Juice Heater nira masuk ke defekator I dengan ditambahkan susu kapur sampai pH 7,0 – 7,2 kemudian ke defekator II dengan ditambahkan susu kapur sampai pH 8,0 – 8,2 serta defekator III dengan ditambahkan susu kapur pH 8,5 – 9,0,
4. Setelah dari defekator kemudian dialirkan ke tangki sulfitasi dengan direaksikan dengan gas SO2 sampai pH 7,2 – 7,4,
5. Setelah itu nira dialirkan ke juice heater 4 – 7 (pemanas II) dengan suhu 100 – 105oC,
6. Kemudian nira masuk ke flash tank,
7. Setelah itu nira masuk ke STC dengan penambahan floculant 2-3 ppm agar kotoran dapat mengendap lebih cepat,
8. Nira jernih/encer hasil pengendapan masuk ke DSM dan disaring lagi menggunakan boro-boro
9. Hasil endapan nira kotor dicampur dengan bagasillo di dalam mud mixer, kemudian dilakukan penapisan pada RVF yang menghasilkan blothong dan nira tapis.
10. Nira dari boro-boro dibawa masuk ke juice heater 8 dan 9 (pemanas III)
D. Alat-alat pada Stasiun Pemurnian
1. Timbangan Boulogne
a. Pengertian
Timbangan boulogne adalah alat penimbang nira mentah dari St. Gilingan untuk kemudian dipanaskan di juice heater.Kapasitas untuk 1x menimbang adalah 2 ton
b. Operasional
1. Nira mentah yang berasal dari gilingan I – IV dipompa menuju ke dalam timbangan nira mentah dan ditampung dalam bak penampung I
2. Setelah bak penampung I penuh dengan nira dan beratnya sudah mencapai 1900 kg, maka nira yang berada di bak penampung I akan mengalir turun menuju ke tangki nira mentah tertimbang,
3. Setelah menuju ke tangki nira mentah tertimbang maka nira mentah tersebut dipompa menuju juice heater 1, 2 dan 3 (pemanas I suhunya 70-75oC)
2. Defekator
a. Pengertian
Defekator adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses penambahan susu kapur untuk menaikkan pH pada nira dan mereaksikan asam phospat dengan susu kapur sehingga menghasilkan calsium phospat yang bertujuan untuk mengikat koloid.
b. Cara kerja
Nira dengan suhu 75oC dari juice heater masuk defecator lalu ditambahkan susu kapur dan asam phospat sehingga terjadi reaksi yang menghasilkan Ca3(PO4)2 yang berfungsi untuk mengikat koloid / bukan gula.Nira dari defecator I masuk ke defecator II dan ditambahkan lagi susu kapur dan asam phospat hingga pHnya mencapai 8,0-8,5.Nira dari defakator II masuk ke defecator III lalu di tambahkan suhu kapur dan asam phospat hingga pHnya 8,5-9,5.
d. Fungsi Defekator :
1. Untuk mereaksikan :
3Ca(OH)2 + 2H3PO4 Ca3(PO4)2 + 6H2O
2. Untuk menaikkan pH dari asam menjadi basa
3. Tangki Sulfitasi
a. Pengertian
Tangki sulfitasi adalah tangki yang digunakan untuk melakukan penambahan SO2.Pada sulfiteur ini kotoran bukan gula yang masih ada akan diendapkan melalui penambahan SO2.Dalam penambahan SO2 perlu dikontrol agar sesuain pH yang diinginkan (pH nira mentah = 7,3 dan pH nira kental = 5,4).Karena penambahan SO2 yang terlalu sedikit akan mengakibatkan masih banyak kotoran yang tidak mengendap sehingga terikut dalam nira yang dapat menghambat proses di masakan.Selain itu menyebabkan warna gula merah.Tetapi jika kebanyakan akan menimbulkan kerak di pipa pemanas.
b. Cara kerja
1. Nira masuk ke dalam tangki
2. SO2 masuk dan bereaksi dengan Ca(OH)2
3. Nira dan SO2 melewati sekat-sekat di dalam tangki sulfitasi untuk mempercepat reaksi
4. Setelah SO2 bereaksi dengan nira maka nira akan keluar dan masuk ke peti tunggu.
4. Juice Heater
a. Pengertian
Juice heater adalah alat yang digunakan untuk memanaskan nira pada tahap awal yaitu dari stasiun gilingan menuju stasiun pemurnian.
Pemanas juice heater yang digunakan di PG. Kanigoro ada 3 yaitu :
1. Pemanas I yaitu juice heater 1 – 3 suhunya 70 – 75oC
2. Pemanas II yaitu juice heater 4 – 7 suhunya 100 – 105oC
3. Pemanas III yaitu juice heater 8 – 9 suhunya 105 – 110oC
b. Cara Kerja
1. Nira dan timbangan boulogne masuk ke dalam juice heater (turun), kemudian mengalir ke sekat sebelahnya kemudian naik ke atas lalu mengalir ke sekat sampingnya lagi, begitu seterusnya nira keluar
2. Bersamaan masuknya nira tadi uap bekas juga masuk, kemudian memanaskan nira dan juga sebagian uap terkondensasi (berubah menjadi air), air ini keluar dan dimanfaatkan untuk air pengisi ketel
3. Sementara gas-gas yang tak terembunkan keluar melalui pipa amoniak.
d. Fungsi
* Pemanas I :
1. Membantu mempercepat reaksi di defekator dan disulfitir karena semakin tinggi suhunya maka reaksinya akan semakin cepat
2. Membunuh bakteri yang terkandung dalam nira mentah
* Pemanas II :
1. Mempercepat proses penggumpalan karena jika reaksi pada proses defekasi dan sulfitasi berjalan sempurna, yaitu panasnya sesuai, belerang dan kapur cukup, maka kotoran akan cepat menyatu dan akan membentuk gumpalan yang kuat sehingga tidak mudah pecah.
2. Membunuh bakteri yang masih terikut.
* Pemanas III :
Pemanas awal sebelum menuju ke evaporator karena jika dipanaskan terlebih dahulu, maka kerja evaporator tidak akan terlalu berat, karena energi yang diperlukan untuk menaikkan suhu tidak terlalu besar.
5. Flash Tank
Adalah alat yang berfungsi untuk mengeluarkan gas-gas yang terlarut yang dapat mengganggu proses pengendapan
6. Single Tray Clarifier (STC)
a. Pengertian
STC adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pengendapan kotoran-kotoran pada nira yang telah berbentuk gumpalan-gumpalan.
b. Cara Kerja
1. Nira dari PP II masuk ke flash tank, kemudian masuk ke STC
2. Pada STC dilakukan penambahan floculan untuk mengikat gumpalan-gumpalan kotoran nira guna mempercepat pengendapan.
3. Gumpalan-gumpalan kotoran nira pada STC akan mengendap, kotoran dan nira akan terpisah yaitu nira bagian atas dan kotoran-kotoran berada di bawah
4. Nira jernih akan dialirkan menuju DSM dan nira kotor dialirkan ke penampungan nira kotor untuk kemudian dicampur dengan bagasillo untuk diproses di RVF
d. Alat-alat pada STC
1. Tangki Pengendapan (STC)
Tangki ini digunakan untuk mengendapkan kotoran-kotoran
2. Pengaduk
Digunakan untuk mengaduk nira sehingga kotoran-kotoran pada nira dapat menggumpal,dan cepat mengendap.
3. Tangki Floculant
Pada tangki ini terdapat air untuk melarutkan floculant yang kemudian dialirkan ke STC untuk dicampur dengan nira
4. Pipa
Pipa ini terdiri atas pipa in put dan out put. Pipa input digunakan untuk mengalirkann nira dari flash tank menuju STC,sedangkan pipa out put digunakan untuk mengalirkan nira jernih dari STC menuju DSM, serta nira kotor menuju penampung nira kotor
7. DSM
DSM adalah alat yang digunakan untuk menyaring kotoran lembut pada nira encer setelah diendapkan pada STC (Single Tray Clarifier).
Dengan melihat hasil saringan dari DSM ini dapat diketahui apakah nira itu kekurangan atau kelebihan floculan, yaitu :
a. Apabila kelebihan maka nira encer, berbusa namun tidak dapat disaring
b. Apabila kurang maka nira encer, tidak berbusa dan banyak kotoran terikut
c. Tepat apabila nira encer, berbusa, dan dapat disaring
DSM ini terdiri atas saringan yang terbuat dari stainless steel dengan diameter lubang 0,6 mm.
Cara pembersihan DSM ini dilakukan dengan menyikatnya dengan sikat baja agar lubang-lubang pada penyaring DSM tidak tersumbat.
8. Boro-boro
Boro-boro adalah alat yang digunakan untuk menyaring kotoran pada nira setelah dari DSM.
Boro-boro ini merupakan saringan tambahan jadi kotoran-kotoran yang dihasilkan tidak terlalu banyak karena sudah mengendap di STC dan disaring di DSM.
Saringan pada boro-boro ini terbuat dari terbuat dari stainless steel dengan ukuran 200 x 200 mesh.
9. Rotary Vaccum Filter (RVF)
a. Pengertian
RVF adalah alat yang mempunyai keadaan vacuum sehingga dapat menghisap nira yang terikut pada nira kotor melalui saringan di tepinya
b. Cara Kerja :
1) Nira kotor dari STC masuk ke tangki penampungan nira kotor
2) Nira kotor dipompa masuk ke mud mixer
3) Pada mud mixer ditambah ampas halus (bagasillo) supaya nira kotor mudah menempel pada RVF
4) Lapisan blotong pada RVF diberi afzoet (air siraman). Guna afzoet ini adalah untuk membantu proses penapisan
5) Blotong menempel RVF dan disedot niranya kemudian dialirkan menju bak penampung nira mentah
6) Sementara itu blotong akan mengelupas dan ditampung oleh truck dibawahnya.
c. Fungsi
Adalah untuk memisahkan kandungan nira dari nira kotor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar